Fungsi Kode Pos dan Sejarahnya
Kode pos adalah serangkaian angka dan/atau huruf yang ditambahkan ke alamat surat atau paket yang akan dikirim. Tujuan pemberian kode pos pada saat pengiriman paket adalah untuk memudahkan dalam mengklasifikasikan surat atau paket yang dikirim. Kode pos umumnya terdiri dari lima digit, namun ada juga yang memiliki tambahan digit untuk lokasi yang lebih detail. Negara yang pertama kali memakai sistem kode pos adalah Jerman pada tahun 1941. Lalu, diikuti Inggris pada tahun 1959 dan Amerika Serikat pada tahun 1963.
Jerman pertama kali memperkenalkan kode pos dalam bentuk sistem dua digit pada 25 Juli 1941. Awalnya digunakan untuk layanan parsel dan kemudian untuk semua pengiriman surat. Sistem ini digantikan pada tahun 1962 di Jerman Barat dengan sistem empat digit. Tiga tahun kemudian Jerman Timur mengikuti dengan sistem empat digitnya sendiri. Sementara dirangkum dari laman Woman's Day, kode pos atau di Amerika Serikut disebut sebagai kode ZIP (Zoning Improvement Plan) dibuat ketika kantor pos di negara tersebut kehilangan sebagian besar staf mereka akibat pergi berperang.
Sehingga, mereka membutuhkan cara sederhana untuk membantu layanan pos yang kekurangan staf dalam mengirimkan surat atau paket dengan lebih efektif. Sehingga, terciptalah kode pos. Awalnya, kode pos hanya berupa angka dua digit. Angka pertama menunjukkan kode kota. Sementara angka yang kedua mewakili kode negara bagian. Tetapi ketika kebutuhan untuk pengiriman meningkat, maka sistem kode pos mulai dikembangkan
Pada tahun 1963 sistem kode pos menggunakan lima digit angka seperti sekarang ini digunakan dengan kode yang lebih sistematis dan terorganisir. Kode pos ditentukan oleh beberapa faktor: wilayah, layanan pos regional, dan zona lokal. Digit pertama dari kode lima digit menunjukkan wilayah di mana alamat tersebut berada. Dua digit kedua dari kode menunjukkan area terkecil dalam setiap area awal. Dua digit terakhir menunjukkan alamat kantor pos setempat.
Comments
Post a Comment